Saturday, March 9, 2019
BAB I SIKAP DAN PERILAKU WIRAUSAHAWAN
BAB
1
APERSEPSI
Menjadi seorang wirausahawan adalah dambaan setiap
manusia. Dengan menjadi wirausaha, kita akan mampu mengatur nasib kita sendiri. Namun, menjadi
wirausahawan bukanlah perkara mudah.
Kita harus memiliki disiplin dan karakteristik seorang wirausahawan. Lalu, apa
sajakah karakteristik dan sifat kewirausahawan tersebut? Dalam bab ini, kita akan membahas
tentang sifat dan karakteristik wirausahawan dalam kaitannya dengan Teknik
Komputer dan Jaringan. Untuk itu, mari
kita pelajari bab berikut dengan seksama!
A. PENGERTIAN WIRAUSAHA DAN KEWIRAUSAHAAN
1. Wirausaha
Istilah
wirausaha berasal dari dua suku kata, yaitu wira dan usaha. Wira adalah
pahlawan, laki-laki; berani. atau perwira. Sedangkan usaha adalah kegiatan
dengan mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan untuk mencapai suatu maksud;
pekerjaan (perbuatan, prakarsa, ikhtiar, daya upaya) untuk mencapai sesuatu.
Wirausaha dalam bahasa Inggris adalah entrepreneur. Secara ”etimologi kata
entrepreneur berasal dari bahasa Perancis, yaitu entreprende yang berarti
petualang, pengambil risiko, kontraktor, pengusaha (orang yang mengusahakan
suatu pekerjaan tertentu), dan pencipta yang menjual hasil ciptaannya
MENGAMATI
Sebagai tambahan atas pembelajaran ini, lakukan wawancara dengan pengusaha reparasi perangkat keras komputer yang ada didaerahmu. Buatlah wawancara mengenai sejarah berdirinya usaha tersebut dan halangan apa saja ketika membangun dan menjalankan usaha tersebut!
Sebagai tambahan atas pembelajaran ini, lakukan wawancara dengan pengusaha reparasi perangkat keras komputer yang ada didaerahmu. Buatlah wawancara mengenai sejarah berdirinya usaha tersebut dan halangan apa saja ketika membangun dan menjalankan usaha tersebut!
Beberapa
pengertian wirausaha adalah sebagai berikut.
- Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
pengertian wirausaha sama dengan wiraswasta, yaitu orang yang panda? atau
berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi
untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan
operasinya.
- Wirausaha adalah pelaku utama dalam pembangunan
ekonomi dan fungsinya untuk melakukan inovasi atau kombinasikombinasi yang baru
untuk sebuah inovasi.
- Wirausaha, yaitu melakukan sebuah proses yang disebut
creative destruction (pengrusakan yang kreatif) untuk menghasilkan suatu nilai
tambah (added value) guna menghasilkan nilai yang lebih tinggi, sehingga the
core of entrepreneurial skill is creativity (inti dari keterampilan wirausaha
adalah kreativitas).
- Wirausaha adalah orang yang berani mengusahakan suatu
pekerjaan baik untuk diri sendiri ataupun untuk orang lain.
- Menurut Richard Cantillon ( 1755), entrepreneurial is
an innovator and individual developing something unique and new (wirausaha
adalah seorang penemu dan individu yang membangun sesuatu yang unik dan baru).
- Menurut J.B Say (1803), wirausaha adalah pengusaha
yang mampu mengelola sumber-sumber daya yang dimiliki secara ekonomis (efektif
dan efesien) dan tingkat produktivitas yang rendah menjadi lebih tinggi.
- Menurut Dan Stein dan John F. Burgess (1993 : 35),
wirausaha adalah orang yang mengelola, mengorganisasikan, dan berani menanggung
segala risiko untuk menciptakan peluang usaha dan usaha baru.
- Menurut Schumpeter (dalarn Bygrave, 1996), wirausaha
adalah seorang yang memperoleh peluang dan menciptakan organisasi untuk
mengejar peluang tersebut.
-
Menurut Mas'ud Machfoedz dan Mahmud Machfoedz (2004),
wirausaha adalah seorang inovator yang mampu mengubah kesempatan menjadi sebuah
ide yang bisa di jual, dapat memberikan nilai tambah melalui upaya, waktu.
biaya, serta . kecakapan dengan tujuan mendapatkan keuntungan.
Dari
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa wirausaha adalah seseorang yang
berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan
segala sumber daya upaya meliputi kepandaian
mengenali produk baru, menentukan cara produksi dan produksi baru,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, memasarkannya, serta mengatur
pemodalan operasinya untuk yang bernilai
lebih tinggi.
2. Kewirausahaan
Kewirausahaan
dalam bahas inggris adalah enterpreneurship,
dalam bahas Jerman adalah unternehmer,
dalam bahasa Belanda adalah ondernemen.
Kewirausahaan merupakan sebuah ilmu yang menggabungkan ilmu pengetahuan,
kepribadian/sikap, filosofi, keterampilan, seni, profesi, naluri, impian
(cita-cita), dan pilihan hidup, yang digabungkan dalam satu kemampuan untuk
dioptimalkan dan diberdayakan dalam mencapai keuntungan yang lebih besar.
Simak
makna kewirausahaan berikut.
1) Kewirausahaan merupakan sebuah ilmu
pengetahuan (khowledge)
Kewirausahaan
adalah sebuah pengetahuan yang merupakan hasil uji coba lapangan, dikumpulkan,
diteliti, dan dirangkai sebagai sumber informasi yang berguna bagi orang lain
yang membutuhkannya. Dengan demikian kewirausahaan dapat dimasukkan ke dalam
sebuah disiplin ilmu baik itu yang bersifat teori ataupun yang bersifat empiris
(hasil uji lapangan).
2) Kewirausahaan merupakan kepribadian atau
sikap
Unsur
yang terkandung dalam kerakteristik kewirausahaan adalah sikap positif,
kepribadian yang ulet, pantang menyerah, menjadi contoh bagi yang lain, dan
tidak mudah puas diri. Jadi, kewirausahaan merupakan kepribadian atau sikap
seseorang atau sebuah pilih kepribadian.
3) Kewirausahaan adalah sebuah filosofi
Pondasi
kesuksesan untuk menjadi wirausaha yang cerdas adalah filosofi hidup dan bekerja.
Oleh karena itu, kewirausahaan dapat digolongkan dalam sebuah filosofi hidup
atau landasan hidup dalam meniti guna meraih kesuksesan.
4) Kewirausahaan merupakan keterampilan (skill)
Kewirausahaan
merupakan penggabungan dua konsep penting, yaitu pengetahuan dan pengalaman
yang dirasakan dan dilakukan melalui proses jatuh bangun untuk menjadi terampil
dan akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam menjalankan roda bisnis. Keduanya
tidak dapat terpisahkan antara pengetahuan dan latihan yang terus menerus diperbaiki
sehingga mencapai sebuah kesempurnaan hingga menjadi ahli dan terampil. Untuk
iitu, kewirausahaan juga merupakan sebuah keterampilan.
5) Kewirausahaan juga merupakan sebuah seni
(art)
Kewirausahaan
juga merupakan seni (art) karena
dalam menemukan ide, inspirasi, dan peluang bisnis dibutuhkan imijanasi,
visualisasi, dan pemikiran yang terkadang harus berlawanan dengan logika.
Berpikir berbeda untuk menentukan ide-ide brilian (comerlang). Semua itu membutuhkan kreativitas, inovasi yang
bener-bener baru sehingga unsur dan kekuatan seni sangat diperlukan untuk
menemukan ide dalam cara mengatasi kesulitan, mngendalikan sumber daya manusi
(SDM) juga pelanggan.
6) Kewirausahaan adalah sebuah profesi
Pilihan,
baik itu menjadi pekerja (employer)
atau berwirausaha haruslah bersikap profesional. Untuk itu, menjadi wirausaha
juga merupakan sebuah profesi sebagai pilihan hiduo yang harus dilakukan secara
profesional dalam arti jujur, terbuka, komitmen, konsisten, tepat janji,
tanggung jawab, tahu batas hak-haknya, mengerti etika profesi, dan berdisiplin.
7) Kewirausahaan adalan naluri
Kewirausahaan
itu membutuhkan naluri untuk menemukan sebuah peluang dan ide bisnis yang
akhirnya menjadi sebuah bisnis yang sukses. Oleh karena itu, bisa dikatakan
bahwa wirausaha yang suskes pasti mempunyai naluri yang kuat tentang
kewirausahaan.
8) Kewirausahaan dalam mimpi (cita-cita)
seseorang
Kewirausahaan
juga merupakan cita-cita yang terpendam sejak Anda masih kecil, remaja atau
dewasa. Contohnya adalah Bill Gates yang bermimpi ingin mendapatkan uang atua
pengahsilan 1 juta $ di usia 25 tahun. Dan mimpi itu benar-benar terwujud
sebelum usia 25 tahun setelah ia memilih menjadi wirausaha sebagai pilihan
hidup.
9) Kewirausahaan adalan pilihan hidup seseorang
Kewirausahaan
adalah salah satu jalan hidup untuk sukses, walaupun harus memulai jalan yang
terjal, jatuh bangun, dan keringat bercucuran tetapi pada akhirnya bisa meraih
kesuksesan.
Pengertian
kewirausahaan menurut beberapa ahli ekonomi adalah sebagai berikut.
· Menurut Robert D.Hisrich, kewirausahaan
adalah proses kreatif untuk menciptakan sesuatu yang bernilai lebih tinggi
dengan mengoptimalkan segala daya upaya, seperti mencurahkan waktu, dana,
psikologis, dan penerimaan penghargaan atas kepuasan seseorang.
· Menurut Peter F. Drucker (1996),
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
· Menurut Stephen Robins (1996),
kewirausahaan adalah proses mengejar bebagai peluang untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginan melalui inovasi.
· Menurut Salim Siagian, kewirausahaan
adalah semangat, prilaku, dan kemampuan memberikan respon posotif kepada
peluang untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri dan pelayanan yang lebih baik
kepda pelanggan/masyarakat, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih
bermanfaat dengan menerapkan cara kerja yang lebih efesian dan efektif, melaui
keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi, dan kemampuan manajemen.
· Richard Cantillon (1775)
mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri
(self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang
saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya
pada masa yang
akan datang dengan harga tidak
menentu. Jadi definisi
ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko
atau ketidakpastian.
· Penrose
(1963) menyatakan bahwa kegiatan
kewirausahaan mencakup identifikasi peluang-peluang di dalam
sistem ekonomi.
· Harvey Leibenstein (1968-1979)
kewiraushaan mencakup kegiatan yang
dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum
teridentifikasi dengan jelas, atau komponen
fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya.
· Peter Drucker, kewirausahaan adalah
kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang
melakukan kegiatan kewirausahaan
disebut wirausahawan.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah
kemampuan seorang manajer risiko (risk
manager) dalam mengoptimalkan segala sumber daya yang ada, baik itu
materil, intelektual, waktu, dan kemampuan kreativitasnya untuk menghasilkan
suatu produk atau usaha yang berguna bagi dirinya dan bagi orang lain.
3. Tujuan
Kewirausahaan
Tujauan
kewirausahaan bagi Anda dan dunia pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Mempersiapkan bekal masa depan Anda agar
menjadi terampil. Pendidikan saja tidak cukup menjadi bekal untuk masa depan,
dibutuhkan keterampilan dan keahlian sebagai konstribusi bagi perusahaan
ataupun suatu usaha.
b. Mempersiapkan Anda agar memiliki kecakapan
untuk berkarir di bidang apapun. Kewirausahaan dapat diterapkan di semua bidang
pekerjaan dan kehidupan.
c. Memberikan ilmu untuk bertahan hidup dan
mencari nafkah bila Anda terkena PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
d. Mewujudkan kesuksesan di dunia kerja atau
usaha mandiri melalui kewirausahaan.
e. Memajukan perekonomian Indonesia dan
menjadi lokomotif serta kemakmuran
bangsa Indonesia.
f. Meningkatkan pendapat keluarga dan daerah.
g. Membuat Anda berprestasi di sekolah.
h. Membudayakan sikap unggul, berprilaku
posotif, dan kreatif.
4. Ruang
Lingkup Kewirausahaan
Ruang
Lingkup Kewirausahaan, yaitu sebagai berikut.
a.
Ruang lingkup internal
1)
Dalam kehidupan sehari-hari: untuk
keluar dari kesulitan, untuk tetap bertahan hidup, mendapatkan penghasilan, dan
mengatasi keterbatasan.
2)
Dalam bekerja: untuk meraih kesuksesan
dalam karir.
3)
Dalam keluarga: untuk menjadi lokomotif
ekonomi keluarga.
b.
Ruang lingkup eksternal
1)
Dalam dunia usaha: untuk menjadi
wirausaha yang sukses.
2)
Dalam dunia masyarakat: untuk menjadi
contoh orang yang sukses dan menjadi teladan bagi lingkungan, RT (Rukun
tetangga), RW (rukun warga) dan juga membantu orang lain mendapatkan nafkah
bagi keluarganya.
3)
Dalam kenegaraan: untuk membantu program
pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran yang tinggi dan membantu
mengatasi pengentasan kemiskinan, serta menjadi lokomotif kemajuan ekonomi
suatu negara.
5. Tipe-Tipe Kewirausahaan
Menurut Ir. Ciputra ada 3 tipe wirausahawan dalam berwirausaha yaitu:
1. Neccesity entrepreneur yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan
karena desakan kebutuhan hidup. Wirausaha seperti ini biasanya karena mereka
tidak memiliki pekerjaan yang tetap akhirnya mereka memilih untuk berwirausaha.
2. Replicative entreprenuer yaitu wirausaha yang cenderung meniru-niru
bisnis yang sedang ngetren, sehingga rawan terhadap persaingan dan kejatuhan.
Contoh ketika usaha bisnis warnet sedang menjamur kemudian meniru mendirikan
usaha warnet.
3. Inovatif entreprenuer yaitu wirausaha
inovatif yang terus berfikir kreatif dalam melihat peluang. Wirausaha tipe ini
merupakan tipe wirausaha yang didambakan semua orang, tapi untuk menjadi
wirausahawan seperti ini harus dibekali kemampuan pengetahuan yang luas. Contoh
Bill gates pendiri Microsoft, Mark Zuckerberg pencipta facebook adalah
wirausahawan yang selalu berinovasi dalam menjalankan usahanya.
6. Wawasan
Kewirausahaan
Kewirausahaan (entrepreneurship)
atau wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara
yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses
tersebut adalah penciptaan
usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, presepsi
dan emosi yang sangat
terkait dengan nilai-nilai,sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Istilah
wirausaha muncul kemudian setelah dan
sebagai padanan wiraswasta
yang sejak awal sebagian orang masih
kurang berkenanan dengan
kata swasta. Presepsi tentang
wirausaha sama dengan wiraswasta sebagai padanan entrepreneur. Perbedaannya adalah
pada penekanan pada kemandirian (swasta)
pada wiraswasta dan pada usaha (bisnis) pada wirausaha. Istilah wirausaha kini makin banyak digunakan orang terutama karena memang penekanan pada
segi bisnisnya. Walaupun demikian mengingatkan tantangan yang dihadapi oleh generasi muda
pada saat ini
banyak pada bidang
lapangan kerja, maka pendidikan wiraswasta mengarah untuk survival dan kemandirian seharusnya lebih ditonjolkan.
Sedikit perbedaan presepsi wirausaha dan wiraswasta harus dipahami, terutama oleh para pengajar
agar arah dan tujuan pendidikan yang diberikan
tidak salah. Jika yang diharapkan dari
pendidikan yang diberikan adalah sosok
atau individu yang
lebih bermental baja atau dengan
kata lain lebih memiliki kecerdasan emosional (EQ)
dan kecerdasan adversity (AQ) yang berperan untuk hidup (menghadapi tantangan hidup dan kehidupan)
maka pendidikan wiraswasta yang lebih tepat. Sebaliknya jika arah dan tujuan
pendidikan adalah untuk menghasilkan sosok individu yang lebih lihai dalam
bisnis atau uang, atau agar lebih memiliki kecerdasan finansial (FQ) maka yang
lebih tepat adalah pendidikan wirausaha. Karena kedua aspek itu sama
pentingnya, maka pendidikan yang diberikan sekarang lebih cenderung kedua aspek
itu dengan menggunakan kata wirausaha. Persepsi wirausaha kini mencakup baik
aspek finansial maupun personal, sosial, dan profesional (Soesarsono, 2002 :
48).
6.
Kewirausahaan Dalam Bidang Komputer
Di zaman teknologi seperti sekarang ini, komputer
bukanlah benda yang asing bagi kita masyarakat Indonesia. Selain itu,
perkembangan komputer juga sangat pesat, karena tiap tahun atau bahkan tiap
bulan selalu saja ada perangkat komputer baru, baik dari perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software).
Komputer tampaknya sudah menjadi kebutuhan. Kita bisa
melihat di sekeliling kita. Setiap kegiatan membutuhkan komputer, seperti
urusan administrasi, pengiriman data, dokumentasi file, analisa data,
multimedia dan lain sebagainya. Hal ini bisa kita jadikan pendorong agar kita
mau membukan usaha dibidang komputer. Usaha di bidang komputer bisa dibilang
tidak pernah mati karena selalu pelanggannya, bahkan pelanggannya akan semakin
meningkat seiring dengan perkembangan teknologi.
a.
Kendala dalam Membangun Usaha komputer
Meski menjanjikan keuntungan dan stabilitas usaha yang
besar, membangun usaha dalam bidang komputer bukanlah perkara mudah. Sekarang
ini, banyak usaha komputer, khususnya yang bergerak di bidang hardware mengalami penurunan yang signifikan.
Namun, meskipun mengalami penurunan, usaha komputer tetap tidak akan mati.
Memang, terdapat beberapa kasus tentang kerugian besar yang dialami perusahaan
komputer. Sebagai contoh, CrunchPad Project yang memproduksi table touchscreen seharga 3 jutaan
tiba-tiba gulung tikar, bahkan sebelum mereka dapat meluncurkan sebuah produk.
Michael Arrington, penanggung jawab CrunchPad project menyalakan Fusion Garage,
perusahaan mitra CrunchPad. Meskipun gulung tikar, proyek CrunchPad masih akan
dilanjutkan oleh Fusion Garage.
Contoh diatas memang bukti yang nyata mengenai turunya
stabilitas usaha komputer. Namun, jangan khawatir. Usaha komputer masih aman
untuk dijalankan. Terdapat banyak contoh kesuksesan dalam kaitannya dengan
usaha komputer, yakni kesuksesan yang terdapat pada produk Flip, The Chumby,
dan lain-lain.
Lalu, apa saja yang menjadi kendala dalam membangun usaha
komputer yang bergerak di bidang perangkat keras? Berikut adalah
penjelasannya.
1). Kerasnya Bisnis Perangkat keras Komputer
Beberapa
permasalahan dalam bisnis perangkat keras komputer salah satunya adalah masalah
perwilayahan. Perusahaan perangkat keras membangun produk dalam bentuk fisik,
bukan sekedar rumus atau logaritma, seperti pada usaha perangkat lunak
komputer.
Salah
satu masalah yang tidak diperhitungkan oleh wirausahawan perangkat keras
komputer adalah bahwa mereka yang harus berusaha dengan fakta bahwa bagian
bagian di dalam perangkat keras di buat negara lain. Akibatnya, proses iterasi
yang dilakukan oleh perusahaan perusahan perangkat keras komputer memakan waktu
yang sangat lama. Waktu iterasi yang lama
otomatis akan membuat biaya semakin membengkak. Mengapa demikian? Karena
dalam usaha perangkat keras komputer,
memperbaiki masalah yang ada dalam perangkat keras sama dengan megulangi
pekerjaan dari awal, sehingga akan membengkakkan biaya dan mengulur ulur waktu.
2).Melawan Perusahaan yang Lebih Besar
Selain adanya halangan dari segi waktu
dan biaya, perusahaan perusahaan hardwere harus juga menghadapi fakta bahwa
mereka harus menghadapi perusahaan perusahaan hardwere yang lebih besar dan tak
terkalahkan.
Sangat
sulit untuk bersain dengan perusahaan perusaahan hardwere yang lebih besar dan
memiliki sumber daya yang hampir tak terbatas. Perusahaan besar mampu bangun
dari kegagalan lebih cepat dari pada perusahaan hardwere kecil. Pada perusahaan
kecil, mereka harus mencari pinjaman dana untuk menghasilkan produk lain yang
lebih baik dari produk lalu yang dianggap gagal.
Namun,
tidak semua perusahaan besar tidak dapat dikalahkan. Satu fakta yang dapat
menjadi motivasi bagi para wirausahawan perangkat keras komputer adalah bahwa
perusahaan besar tidak memiliki inovasi sebaik perusahaan kecil dan rintisan.
Jadi, alih-alih bersaing, perusahaan perangkat keras berskala kecil harus mampu
berinovasi agar dapat dibeli oleh perusahaan-perusahaan perangkat keras
berskala besar.
3). Investor
yang Tidak Sabaran
Dengan
segala macam tantangan tang telah dikemukakan sebelumnya, merupakan hal yang
tak mengejutkan bahwa invertor akan mendanai perusahaan perangkat keras
berskala kecil. Tidak adanya investasi yang cukup menyebabkan
perusahaan-perusahaan perangkat keras berskala kecil tidak bisa bekerja dengan
baik.
Hasil
analisis dari perusahaan analisis, CB insights, 97 persen perusahaan perangkat
keras komputer manjadi perusahaan mati atau zombie karena memang kekurangan
dana. Maka, tidak mengherankan bahwa banyak perusahaan perangkar keras beralih
ke metode crowdfounding (sumbangan
umum) dalam mencari sumber dana.
Para
investor memiliki kriteria-kriteria tertentu tentang waktu bagi
perusahaan-perusahaan perangkat keras berskala kecil untuk dapat menghasilkan
keuntungan. Jadi, merupakan sebuah keberuntungan apabila ada sebuah perusahaan
perangkat keras yang mampu memilih investor yang mau mendengarkan kesulitan
yang dialami oleh mereka.
b.
Mengatasi Kendala dalam Membangun Usaha Komputer
Membangun usaha
perangkat keras komputer memiliki banyak kendala, mulai dari mengembangkan
produk, menyusun proses produksi sampai memasarkan produk.
Berikut adalah hal–hal yang dapat dilakukan untuk
mengatasi hambatan- hambatan yang muncul ketika membangun usaha perangkat keras
:
1). Mengembangkan Produk
Gambar 1.7 Harddisk salah satu perangkat keras
komputer
Mengembangkan
produk dalam bentuk prototype adalah hal yang menantang. Kita harus
mempekerjakan pegawai-pegawai yang berpengalaman dalam rekayasa perangkat
keras. Tentu mempekerjakan seseorang yang ahli membutuhkan biaya yang sangat
besar. Selain itu, biaya pembuatan prototype harus juga kita perhitungkan.
Salah satu contoh
yang dapat menginspirasi adalah kisah James Dyson. James Dyson berkata bahwa
dia membutuhkan 15 tahun dan 5.127 prototype untuk bisa membuat perangkat keras
yang siap untuk dipasarkan.
Lalu bagaimana cara
kita untuk mendapatkan biaya yang dapat menutup beban-beban yang telah
disebutkan di atas? Kita bisa mencari perusahaan manufaktur yang memiliki
produksi yang sama dengan kita. Kita bisa menukarkan hak atas kekayaan
intelektual kita, yakni rancangan perangkat keras kita dengan uang investasi
dari perusahaan manufaktur tersebut.
2). Menetapkan Proses Produksi
Gambar 1.8 Mesin injeksi Moulding
Sumber :
mrplastics.com
Kebanyakan produk
perangkat keras terdiri dari 2 bagian, yakni bagian elektronik dan bagian
bungkus (bisa plastic atau metal). Dalam proses manufaktur, pembuatan bungkus
adalah proses yang memerlukan biaya yang lebih besar dibanding dengan aspek elektronik.
Dalam proses
manufaktur, produksi bungkus berupa plastik atau metal harus dilakukan dengan
injeksi molding. Molding injeksi adalah proses produksi yang sangat mahal.
Lalu, bagaimana para wirausahawan perangkat
keras membiayai produksi
dengan injeksi molding?
Berikut adalah
jawabannya: Carilah perusahaan manufaktur yang mau menembus
biaya injeksi molding
yang kita lakukan.
3). Mengatur Persediaan
Gambar 1.9 persediaan perangkat keras Komputer
Sumber : techzim.co.zw
Dalam kaitannya
dengan persediaan bahan, pihak perusahaan manufaktur biasanya meminta kita agar
membayar biaya produksi sebelum proses produksi dilakukan, sedangkan toko ritel
tempat kita memasarkan barang akan membayar kita dalam jangka waktu 30-90 hari
setelah menerima barang. Jadi, terdapat permasalahan dalam uang keluar dan masuk. Berikut adalah
cara-cara untuk mengatasi
hal tersebut:
1)
Carilah Perusahaan Manufaktur yang Mau Memberikan
Kelonggaran
Ada banyak
perusahaan manufaktur yang mau menalangi biaya
proses produksi, sehingga wirausahawan akan mendapatkan uang dari
pelanggan (toko ritel), yang nantinya uang yang didapat tersebut
digunakan untuk membayar
biaya produksi.
2)
Carilah Pelanggan yang Mau Membantu dalam Hal Pembayaran
Kebanyakan
pelanggan hanya mau membayar setelah menerima barang. Jadi, kita harus mencari
pelanggan yang mau berbelas kasih
untuk melakukan pembayaran
terlebih dahulu.
B. KARAKTERISTIK WIRAUSAHA
1.
Karakteristik Wirausaha yang Mandiri
Karakteristik Wirausaha yang baik akan
membawa Anda ke arah kebenaran, keselamatan, serta meningkatkan derajat dan
martabat. Seorang wirausaha harus dapat bekerja sama dengan lingkungan,
keluarga, teman, atasan, bawahan, guru, sehingga akan terbentuk kebiasaan-kebiasaan
yang positif yang akan menjadi sebuah karakter.
Karakteristik wirausaha mandiri yang
perlu dimiliki dan perlu dikembangkan adalah sebagai berikut.
a.
Kerja keras dan kerja cerdas.
b.
Disiplin dan percaya diri.
c.
Berwatak baik dan luhur.
d.
Mandiri dan realistik.
e.
Berpikiran prestatif dan tidak mau
menjadi orang yang biasa saja.
f.
Komitmen yang tinggi dan konsisten.
g.
Dapat mengendalikan emosi (strong emotional attachment).
h.
Tidak ingkar janji dan tepat waktu.
i.
Berpikiran positif dan bertanggung
jawab.
j.
Memperhitungkan risiko yang akan terjadi
dan tidak gegabah.
k.
Tahu kebutuhan orang lain, peka serta
intuitif.
l.
Bisa bekerja sama dengan orang lain dan
disukai.
m. Bisa
membangun timdan bekerja dalam tim.
n.
Seorang motivator yang hebat untuk diri
sendiri dan orang sekitarnya.
o.
Selalu berpikir ada jalan keluar (problem solver).
p.
Mempunyai keinginan berprestasi tinggi (high achiever) serta tidak cepat merasa
puas diri.
q.
Bisa merencanakan, bisa bertindak, dan
mengerjakannya.
r.
Visioner atau berpandangan jauh kedepan.
s.
Punya determisi (keteguhan hati) yang
tinggi dan kuat dalam prinsip.
t.
Punya integritas yang tinggi (tidak
plin-plan).
u.
Total dalam bekerja dan tidak mau
setengah-setengah atau seenaknya saja.
Agar
lebih jelas lagi, simak uraian berikut ini tentang karakteristik wirausaha
menurut Bygrave seorang pakar kewirausahaan yang terkenal dengan 10 D.
a.
Dream (mimpi)
Tidak
ada wirausaha yang tidak punya mimpi, dan akan lebih sukses lagi bila mempunyai
visi dan misi ke depan disertai dengan kemampuan untuk mewujudkannya.
b.
Decisiveness (ketegasan)
Seorang
wirausaha itu mempunyai hasrat ingin maju, tegas, energik, penuh semangat, dan
tidak bekerja lambat. Setiap keputusan yang diambil selalu diperhitungkan.
Kecepatan dan ketepatan merupakan faktor kunci dalam kesuksesan bisnisnya.
c.
Doing (bertindak)
Wirausaha
tidak suka menunda pekerjaan dan selalu menindaklanjuti keputusan yang telah
dibuat, mempunyai kecepatan dan tenaga ekstra dalam bertindak dibanding yang
lain.
d.
Determination (ketetapan hati/kebulatan
tekad)
Seorang
wirausaha mempunyai keteguhan hati serta rasa tanggung jawab yang tinggi
sehingga tidak pernah menyerah begitu saja ketika menghadapi persoalan.
e.
Dedication (pengabdian)
Seorang
wirausaha yang cerdas itu mempunyai dedikasi yang tinggi terhadap bisnisnya,
karena dedikasi yang tinggi maka kesuksesan akan selalu menghampirinya.
f.
Devotion (kecintaan/kesetiaan)
Bisnis
akan menyita banyak waktu, pikiran, tenaga, energi, fokus, dan semangat seorang
wirausaha, sehingga ia harus mencintai pekerjaannya dan pandai membagi waktu.
g.
Details (terperinci)
Untuk
mencapai kesuksesan, wirausaha harus berpikir detail (terperinci) karena ketika
menjalankan usaha, aspek keuangan dan perencanaan strategi memerlukan pemikiran
secara detail.
h.
Destiny (nasib)
Wirausaha
membutuhkan keberuntungan dan ia harus mulai berusaha untuk memprediksi kapan
keberuntungan itu datang menghampirinya. TIME
( time,
intuition, momentum, effort) adalah waktu keberuntungan membutuhkan tuning (waktu yang tepat), intiution (intuisi/gerak hati yang telah
dialih), momentum (saat yang tepat),
dan effort (usaha agar tuning, intution, momentum, dan effort dapat terjadi bersamaan).
i.
Dollars (Materi/Uang)
Seorang
wirausaha sangat memperhitungkan nilai waktu, tenaga, pikiran, strategi, dan usaha
ditinjau dari nilai mata uang , tetapi hindari menjadi seorang wirausaha yang
materialis karena itu berbahaya.
j.
Ditribute (menyalurkan/mendistribusikan)
Wirausaha yang baik selalu berorientasi
untuk memberi dan mendistribusikan kesuksesannya filosofinya, kepemilikannya,
ilmunya, uang yang dimilikinya untuk kesejahteraan para karyawan dan tentunya
mendistribusikan kemampuan, ide, saran dan inspirasi kreatifnya untuk membantu
mengembangkan bisnis, agar pelanggannya senantiasa setia dan selalu membeli barang
dan jasa.
2.
Karakteristik
Wirausaha dalam Kehidupan Sehari-Hari
Banyak orang membiarkan dirinya hanyut
dalam situasi, kondisi, pola pikir, paradigma, dan tingkah laku sehari-hari
dari lingkungan ia berada, sehingga tidak terasa pikirannya telah terkontraminasi
oleh hal-hal yang dilihat, didengar, diketahui, dan dikenalnya dari lingkungan
tersebut.
Sebagai contoh, Andi adalah seorang
sarjana teknologi lulusan dari universitas ternama dan Doni adalah lulusan
SMA/SMK dari sekolah biasa saja. Doni mempunyai karakteristik ulet, tekun,
orientasi kerja dan hasil yang tinggi, berpikiran maju, tidak mau
santai-santai, berani menerima tantangan, jujur dan terbuka.
Suatu ketika ada seorang penumpang yang
menghampiri mereka berdua. Karena berpenampilan seadanya maka Andi berpikir
negatif, yaitu pasti tidak ada uang sehingga penumpang itu diberikan kepada
Doni untuk mengantarnya karena meminta upah rendah. Dalam perjalanan Doni
mengajaknya bicara dan menawarkan diri untuk membantu mendistribusikan dan
mengembangkan pasar penjualan telur yang sedang dikelola penumpangnya. Karena
Doni mau dan terus belajar maka semakin luas pengetahuan, keterampilan, dan
wawasan hingga Doni tidak lagi bekerja sebagai tukang ojek. Dalam pekerjaan
barunya itu, Doni menganalisa risiko dan yakin ada kelebihan uang untuk
menutupi biaya hidup dan transportasi, sehingga Doni meminta sedikit upah untuk
menutupi biaya operasional dan kehidupannya. Akhirnya kesepakatan terjadi dan
Doni telah menjadi individu entrepreneur
yang mulai menapaki karir kehidupan yang baru, yaitu wirausaha. Selang beberapa
tahun, ia berjumpa lagi dengan Andi yang ternyata masih menjadi tukang ojek.
Sebuah
perbedaan cara pandang, sikap, perilaku, dan karakteristik kewirausahaan dari
Doni yang tidak dimiliki oleh Andi membuat jalan hidup, karir, kehidupan dan
masa depan mereka jadi berbeda jauh. Dengan demikian, gagasan hanyalah bibit
untuk dituai, untuk memperoleh hasilnya membutuhkan kerja keras, ketekunan,
serta strategi.
Kegagalan dan keberhasilan seseorang
tidak ditentukan dari pengetahuan saja, tetapi juga ditentukan dari:
a.
karakter (sikap, perilaku, dan mental)
yang lebih maju,
b.
cara menyikapi kegagalan,
c.
pemikiran yang jauh kedepan,
d.
lingkungan sehari-hari,
e.
bagaimana Anda bertindak, dan
f.
kreativitas
Ada
beberapa jenis kemampuan yang diperlukan dalam kewirausahaan, yaitu sebagai
berikut.
a. Kemampuan mengatasi masalah mental diri
Anda (emotional attachment) dan
kecerdasan spiritual (piritual quotient).
b.
Kemampuan menarik posisi positif dan
hikmahnya.
c.
Kemampuan mencari modal dan rekan (partner)
d.
Kemampuan merumuskan visi dan misi serta
tujuan usaha.
e.
Kemampuan memotivasi diri.
f.
Kemampuan berinovasi.
g.
Kemampuan untuk mengatur waktu kerja.
Dapat
disimpulkan bahwa karakteristik kewirausahaan sangat penting dan mempunyai
dampak positif bagi perkembangan karir Anda dan terbukti Merupakan salah satu
jalan untuk sukses.
3. Karakteristik
Wirausaha di Lingkungan Sekolah
Di
sekolah dan dalam proses belajar, Anda juga memerlukan karakteristik
kewirausahaan untuk meraih prestasi akademis. Bila mata pelajaran dijadikan
jenis pekerjaandan belajar adalah proses bekerja, maka ujian atau ulangan atau
tes adalah tantangan yang harus dihadapi untuk segera dilewati. Untuk itu,
karakteristik kewirausahaan dibutuhkan dalam proses belajar untuk mearih
prestasi, karena prestasi adalah kesuksesan Anda dalam menuntut ilmu disekolah
dan guru adalah mentor (pembimbing) Anda. Jadi, Anda harus berusaha keras
meraih prestasi atau seumur hidup Anda akan sulit mengejar impian Anda.
4. Karaktersitik
Dasar Seorang Wirausahawan
Seorang
wirausahawan adalah seorang innovator. Mereka menemukan ide mengenai peluang
usaha dan mewujudkannya dalam bentuk badan usaha. Kemampuan manajerial dan
membangun merupakan karaktersitik yang wajib dimiliki oleh seorang wirausahawan.
Ahli ekonomi politik Robert Reich mengungkapkan bahwa kepemimpinan, kemampuan
manajerial, dan membangun tim merupakan karaktersitik dasar bagi seorang
wirausahawan. Lalu, bagaimana cara seseorang mampu mengasah ketiga aspek yang
dikemukakan oleh Robert Reich tersebut ? berikut adalah cara-caranya:
a.
Memiliki persepsi terhadap
ketidakpastian dan mampu menanggung risiko yang dihadapi.
Frank Knight dan Peter Drucker
mendefinisikan kewirausahaan sebagai kegiatan menghindari risiko untuk
mendapatkan keuntungan. Seorang wirausahawan berani mempertaruhkan karir serta
kemapanan keuangannya agar dia bisa mewujudkan ide usahanya, sekalipun usahanya
masih dalam ketidakpastian. Namun, sering kali wirausahawan tidak sadar bahwa
mereka telah mengambil risiko yang cukup besar karena mereka mengira risiko
tersebut tidak berarti jika dibandingkan dengan keuntungan yang diperoleh. Oleh
karena itu, Knight mendefinisikan risiko menjadi beberapa bagian, yaitu :
1)
Risiko Biasa
Risiko biasa adalah risiko yang dapat dihitung
secara matematis.
2)
Risiko yang Ambigu
Risiko yang ambigu adalah risiko yang tak dapat
diukur secara matematis.
3)
Ketidakpastian Murni atau Ketidakpastian
ala Knight
Kepastian murni adalah ketidakpastian yang tidak
bisa diukur dengan cara apapun.
Ketidakpastian
murni merupakan jenis risiko yang paling sering
dihadapi oleh seorang pengusaha, terutama jika badan usaha yang dimilikinya
mengeluarkan produk baru yang sebelumnya belum ada dipasaran. Sebuah
studi yang dilakukan oleh ETH Zurich pada tahum 2014 menemukan bahwa
dibandingkan dengan menajer biasa, para wirausahawan, memiliki
tingkat efisiensi lebih tinggi
dalam pengambilan keputusan.
b.
Merancang dan Menerapkan Strategi
Memulai usaha sendiri membutuhkan kerja
keras dan jangka waktu yang tidak sebentar. Selain itu, perlu strategi yang
jitu agar upaya wirausaha anda tersebut berhasil, juga meminimalisir kegagalan.
Berikut adalah strategi-strategi dari para pengusha-pengusaha wirausaha yang
berhasil. Strategi-strategi apakah yang bisa digunakan oleh seorang
wirausahawan ? berikut adalah penjelasannya :
1)
Mencari Pasar Khusus yang Belum Tergerap
Strategi awal dalam mencari wirausaha
adalah mencari pangsa pasar khusus (niche market) yang kebutuhan utamanya belum
terpenuhi oleh kompetitor. Bagaimana caranya ? caranya adalah dengan mengetahiu
kemampuan khusus pada usaha yang dimiliki. Tidak ada perusahaan yang mampu
menampung kebutuhan semua konsumen. Maka, celah-celah tersebut harus
dimanfaatkan sebaik mungkin oleh wirausahawan.
2)
Peka terhadap Tren Terbaru dan Berani
Memulainya
Carilah kebutuhan dan keinginan terbaru
dari para konsumen yang tumbuh dari perubahan tren di segi kultural, ekonomi,
teknologi yang menjadi sinyal kesempatan pasar baru. Bertindaklah dengan cepat,
jangan menunda terlalu lama.
3)
Segera Mengimplementasi Ide Menjadi
Sebuah Tindakan
Kita tidak pernah memprediksi kapan
waktu yang paling tepat dalam mewujudukan ide usaha. Tentu saja, perwujudan
tersebut harus disertai dengan perhitungan yang matang.
4)
Hindari Kata-kata yang Mematahkan
Semangat
Agar usaha yang kita bangun bisa menjadi
maju, kita harus mengabaikan ungkapan ketidakpercayaan yang dilontarkan oleh
orang lain. Orang lain tetap mencari kesalahan-kesalahan yang ada di dalam diri
kita. Pada satu sisi, hal tersebut bisa menjadi bahan introspeksi bagi kita.
Namun, apabila orang lain sudah memberikan kritik yang tidak masuk akal, maka
kita bisa membiarkan orang tersebut berbicara sesuka hati mereka tanpa harus
kita hiraukan.
5)
Eksplorasikan Kelemahan Kompetitor
Ambil pandangan kritis terhadap kompetitor.
Dengarkan baik-baik akan kebutuhan dan komplain dari konsumen prospektif saat
melakukan penjajakan jasa/produk. Hal ini akan membantu mengidentifikasi
kekurangan dan kelemahan kompetitor.
5.
Tips
Membangun Karakteristik Kewirausahaan
dalam Kaitannya dengan Usaha Komputer
Kegiatan
rekayasa, pembuatan prototype, logistic, pemasaran, pendanaan adalah
aspek-aspek yang dibutuhkan oleh wirausahawan yang bergerak dibidang hardware
komputer. Lalu, apa maksud dari aspek-aspek
tersebut, berikut penjelasannya :
1.
Buatlah Usahamu Sesederhana Mungkin
Usaha yang sederhana sesalu akan menjadi
usaha yang unggulan. Usaha yang rumit
akan cepat menhgalamai keruntuhan. Sejarah menunjukkan bahwa usaha hardware
yang bangun dengan prinsip kesederhanaan akan mengalahkan usaha yang dibangun
dengan cara yang rumit.
2.
Jangan
Takut Memulai
Jangan ragu untuk memulai usaha
perangkat keras komputer. Usaha
perangkat keras adalah usaha yang stabil dan mampu menghadirkan keuntungan yang
sangat besar.
3.
Meminimalkan
Resiko
Salah satu cara untuk meminimalkan
resiko adalah membatasi biaya pengembangan. Selain
itu, sewalah lebih satu ahli rekayasa perangkat keras. Dengan
jalan tersebut, ulasan atas desain produk kita akan dilakukan secara
berlapis-lapis sebelum masuk ke fase prototype. Dengan
adanya ulasan yang berlapis-lapis dari ahli rekayasa perangkat lunak, mka
kemungkinan kesalahan desain akan dapat
dihindari.
4.
Buatlah
Jalinan Kerjasama dengan Perusahaan Perangkat Keras Lain
Jika kita mampu mejalin kerja sama
dengan wirausahawan perangkat keras lain, maka kita akan mampu meminimalkan
modal dalam membangun perusahaan perangkat keras komputer
C. SIKAP DAN
PERILAKU WIRAUSAHA
Sikap
dan perilaku seorang wirausaha tentu berbeda dengan sikap dan perilaku yang
bukan wirausaha (pekerja dan pengangguran). Simak uraian berikut tentang sikap
dan perilaku wirausaha.
1.
Sikap
Wirausaha
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sikap adalah perbuatan dan sebagainya yang
berdasarkan pada pendirian atau keyakinan. Pengertian lainnya sikap adalah
respon individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekanan,
tantangan, cobaan, dan kesulitan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
sikap wirausaha adalah respon, cara pandang, dan pola pikir (mind set) individu terhadap hal yang
dihadapinya, seperti rasa takut, kesulitan, cobaan, kritikan, saran, tekanan,
dan hambatan dalam menjalankan usaha.
Sikap
wirausaha, antara lain sebagai berikut.
a.
Selalu berpikir positif dalam menghadapi
segala hal (positive thinking).
b.
Berorientasi jauh kedepan, berpikiran
maju, dan tidak mudah terlena oleh hal-hal yang sudah berlalu (think of the future, not the past).
c. Tidak gentar saat melihat pesaing (competitor), namun justru bersyukur
mempunyai pesaing, karena dengan adanya pesaing, Anda dapat terus berkembang
dan berusaha untuk tetap bertahan (survive).
Pesaing ikut membantu membesarkan usaha Anda, tanpa pesaing bisnis Anda akan
stagnan (mandek) atau tidak mengalami perubahan.
d.
Selalu ingin tahu, membuat Anda selalu
mencari jalan keluar untuk maju.
e.
Ingin memberi yang terbaik untuk orang
lain.
f. Penuh semangat dan berjuang keras hingga
menimbulkan pengaruh yang baik untuk sekelilingnya.
Kesuksesan
itu menular kelingkungan karena ada motivasi di dalamnya. Kemiskinan pikaran
juga berdampak buruk bagi lingkungan karena dapat membuat demotivasi (turun
motivasinya). Dengan demikian, Anda harus berteman dengan orang sukses Agar
anda bisa bersikap yang sama.
Seorang
entrepreneur, entah itu nursepreneur atau entrepreneur
dibidang lain harus memiliki sifat-sifat positif yang dapat menunjang
keberlangsungan usahanya. Sifat-sifat
apakah itu ? Berikut adalah sifat sifat yang wajib dimiliki oleh seorang
wirausahawan:
a.
Selalu berani mengambil resiko
Seorang yang berpikir dan bertindak
menjadi wirausahawan sudah tentu memiliki konsekuensi untuk menghadapi resiko
dalam perjalanan wirausanya. Sebagian
orang beranggapan menjadi wirausaha adalah sebuah langkah riskan karena ia akan
merintis ide baru yang dianggap tidak lazim ataupun mengagunkan hartanya untuk
modal usaha. Seorang wirausaha yang tangguh tentunya
akan berani menghadapi resiko dipermulaan usahanya dibanding tetap berada dalam
zona nyaman atau malah berada dalam kondisi yang kurang menguntungkan.
Sebuah pemikiran yang perlu dicermati
dalam langkah wirausaha ke depan adalah selalu dan tetap mengambil resiko. Beberapa pengusaha yang sudah berhasil
dan merasa nyaman dengan wirausahanya terkadang merasa usahanya sudah cukup
setelah terkondisi dengan kenyamanan dan biasanya wirausaha tersebut akan
nyaman dalam kondisi status quo. Kenyataan
tersebut berdasarkan Donal R. Keough (mantan Direktur Coca-Cola Company), ternyata bisa menghambat perkembangan
usaha karena ketika seorang wirausaha sudah berhenti mengambil tindakan-tindakan
baru maka hal ini akan menjadi sesuatu yang berbahaya.Seseorang yang berhenti
mengambil peluang-peluang baru akan mengalami kondisi masa depan yang terancam.
Kesimpulannya adalah jika seseorang
selalu berani mengambil risiko dan tidak cepat puas akan usahanya maka risiko
yang ditempuh akan menciptakan peluang-peluang baru yang mungkin akan
menguntungkan pengusaha dalam konteks jangka waktu yang lebih panjang. Intinya seorang wirausaha tangguh harus
selalu berani mengambil risiko!
b.
Bersikap fleksibel
Sikap yang fleksibel erat kaitannya
dengan sikap sebelumnya yaitu berani mengambil risiko. Sebetulnya
sikap fleksibel bisa diartikan pula sebagai sikap adaptif. Sikap fleksibel amat diperlukan di dunia
usaha karena dari waktu kewaktu iklim usaha akan mengalami perubahan dan
sifatnya sangat situasional sesuai dengan perkembangan terkini. Seseorang yang fleksibel tentunya akan
tanggap terhadap keadaan sehingga apapun yang terjadi, wirausaha
akan tetap bertahan dengan mencari solusi yang terbaik untuk mempertahankan
usahanya.
c.
Berusaha mengenal bisnis anda
Seseorang wira usaha yang tangguh
tentunya akan berupaya sebaik mungkin untuk mengenal apa yang terjadi dengan
bisnisnya. Sikap yang bertolak belakang adalah
sikap mengucilkan diri dan menganggap bisnis atau usaha yang dilakukan sedah
berjalan dengan baik. Sebetulnya
kita bisa memelihara sikap positif dengan melakukan banyak hal antara lain
dengan melihat kondisi disekitar bisnis kita, mengenal
lebih jauh orang-orang yang terlibat dalam bisnis yang kita jalankan. Intinya membuka diri terhadap informasi
yang berkembang dan menghargai apapun yang bisa membantu perkembangan bisnis
yang kita jalankan.
d.
Mengakui jika memiliki kesalahan
Elemen penting dalam mentalitas seorang
wirauasaha tangguh adalah mengakui jika memiliki kesalahan. Terkadang manusia tidak menyadari bahwa
ia tidak sempurna dan bisa saja memiliki kesalahan. Dalam
dunia wirausaha, lebih baik
mengakui kesalahan langkah dan memperbaikinya dibanding terus menjalankan usaha
dalam konsep yang salah. Untuk
mempertimbangkan salah atau benar langkah yang dilakukan, kita bisa melakukan komunikasi dengan
orang yang terlibat dalam usaha maupun melakukan pengamatan dan observasi
secara periodik terhadap usaha yang dilakukan.
e.
Bersikap jujur
Dalam sebuah usaha, nilai etika yang harus dipegang adalah
kejujuran. Kejujuran dapat menimbulkan respek dari
kustomer atau konsumen. Dengan
memegang prinsip kejujuran, seorang
wirausaha dapat bertahan dalam usaha. Bayangkan
jika kita sebagai wirausaha mencoba menipu konsumen dengan misalnya memberikan
informasi yang menyesatkan tentang produknya, mungkin
usaha tersebut tidak akan bertahan lama. Oleh
karena itu jika kita ingin menjadi wirausahawan tangguh, mungkin prinsip kejujuran amat berharga
sebagai modal awal.
f.
Optimis dengan masa depan
Pada umumnya masyarakat menghormati
seseorang yang berhati-hati serta bijaksana dengan masa depan. Sikap kehati-hatian barangkali tidak
bermasalah namun akan menjadi pokok permasalahan bila kehati-hatian itu
menyebabkan hilangnya peluang bisnis yang lewat di depan mata. Prinsip dalam menjalankan usaha tentunya
harus berani gagal namun sekaligus optimis bahwa dibalik usaha akan ada
keberhasilan.
Berlawan dengan sifat optimis adalah
sifat pesimis. Sifat pesimis sebenarnya erat kaitan dengan fokus seseorang akan
kegagalan oleh karena itu memelihara sifat ini pasti akan membuyarkan rencana
serta tindakan seorang wirausaha. Minimal
seorang wirausaha akan berfikir maju mundur karena diliputi ketakutan dan
kekhawatiran.
g. Memiliki Gairah
dalam Wirasusaha
Wirausaha yang tangguh menjalankan usaha
sepenuh hati. Bila kita bekerja sesuai dengan hobi tentunya proses untuk
mencapai keberhasilan tidak akan terasa berat. Semua
terasa menyenangkan dan bayangkan bila kita terjun dalam sebuah usaha,
katakanlah membuat sebuah produk yang kita sendiri tidak menyukainya. Walaupun
gairah akan kecintaan terhadap bidang usaha yang kita geluti belum ada, kita
sebernanya bisa berusaha memupuknya antara lain dengan menciptakan hubungan
emosional anatara kita dengan produk kita. Langkah
selanjutnya adalah menciptakan hubunganemosional dengan pelanggan kita, tangkap
apa yang mereka rasakan tentang produk kita dan koversikan menjadi sesuatu hal
yang produktif bagi usaha.
2.
Perilaku
Wirausaha
Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perilaku adalah tanggapan atau reaksi
individu terhadap rangsangan atau lingkungan. Berdasarkan pengertian di atas
dapat disimpulkan bahwa, perilaku wirausaha adalah langkah dan tindakan yang
dilakukan untuk menghadapi dan menyiasati pekerjaan sehari-hari. Perilaku
wirausaha dibagi menjadi lima kelompok, yaitu sebagai berikut.
a.
Perilaku wirausaha secara individu
1)
Teguh pendiriannya.
2)
Selalu yakin dengan apa yang dikerjakan
dan dilakukan, sehingga kadang cendrung keras kepala tetapi sebenarnya hanya
mempunyai konsep dan alasan yang kuat dalam melakukan sesuatu.
3) Berprilaku profesional dalam arti
memiliki tanggung jawab, komitmen tinggi, disiplin, berusaha tetap konsisten
pada pendiriannya, jujur, dan terbuka.
4) Optimis dalam segala perilaku yang
dilakukan.
5) Berpikir positif ketika mendengar serta
menganggapi cemoohan pihak lain. Angap hal itu sebagai tantangan yang
memotivasi diri untuk mewujudkan semua cita-cita.
6) Tidak gegabah dan penuh dengan rencana
dalam setiap tindakan (visioner).
7) Selalu berorientasi mencari jalan
keluar, sehingga berpikir kreatif dan inovatif untuk menemukan solusinya. Serta
yakin bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya.
b.
Perilaku wirausaha serta sosial dan
lingkungan
1)
Berpenampilan rapi dan disukai oleh
setiap orang.
2)
Berperilaku baik sehingga banyak orang
yang menyukainya.
3)
Senang memotivasi orang lain untuk
tujuan yang baik.
4)
Menjadi teladan bagi teman bisnisnya,
karyawan, dan pelanggannya.
5) Pandai bergaul dan cakap dalam
berkomunikasi sehingga banyak orang yang senang dengannya.
c.
Perilaku wirausaha dalam pekerjaan
1)
Orentasi pada tujuan dan tetap
berkeinginan kuat pada hasil yang sempurna.
2) Gila kerja (workaholic) dan bekerja dengan baik sehingga segala sesuatunya
ingin sempura (perfectionist).
3)
Tidak suka menunda pekerjaan dan selalu
ingin cepat menyelesaikan pekerjaan.
4)
Haus akan prestasi sempurna (excellence).
5)
Tuntas dalam mengerjakan tugas.
6)
Energik atau penuh semangat dalam
bekerja dan mengerjakan tugas.
7) Sangat menyukai pekerjaan yang baru dan
menantang.
d.
Perilaku wirausaha dalam menghadapi
resiko
1)
Mengevaluasi resiko dan dampaknya
terlebih dahulu.
2)
Mencari keputusan yang tepat dan
optimal.
3)
Tidak takut terhadap resiko karena
mempunyai intuisi yang kuat.
4) Waspada dan antisipatif/tanggap sehingga
selalu berperilaku proaktif.
e.
Perilaku wirausaha dalam kepemimpinan (leadership)
1)
Seorang pemimpin yang berani mengambil
keputusan.
2)
Perilakunya hati-hati karena menjadi
contoh bagi yang lain.
3)
Membuat karyawan tenang dalam
menjalankan pekerjaan dan tugasnya.
4)
Mempunyai kharisma dan jiwa besar.
3. Keterampilan Wirausaha
Untuk
sukses di dunia usaha, seorang wirausaha itu harus cerdas dan terampil, tidak
hanya tahu ilmu kewirausahaan saja tetapi juga harus terampil menggunakannya
serta kreatif dalam setiap usahanya. Keterampilan yang perlu dimiliki
wirausaha, antara lain sebagai berikut.
a.
Keterampilan manajerial (manajerialskill)
Keterampilan
manajerial digunakan untuk merencanakan, melaksanakan, dan mengorganisasi suatu
pekerjaan agar dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.
b.
Keterampilan konseptual (conceptualskill)
Keterampilan dalam merancang suatu
rencana, menyusun konsep dan misi serta visi agar memiliki arah yang jelas.
c.
Keterampilan mengelola Sumber Daya
Manusia (human skill)
Keterampilan memahami orang lain,
berempati, berkomunikasi, memotivasi, memberi contoh dan menjadi teladan bagi
orang lain serta berhubungan dengan baik dengan pelanggan merupakan perwujudan
dari keterampilan mengelola sumber daya manusia.
d.
Keterampilan merumuskan masalah dan
mengambil keputusan (decision making
skill)
Proses
menuju kesuksesan tidak pernah luput dari masalah. Oleh karena itu, salah
satuketerampilan yang harus dimiliki adalahketerampilan mengambil keputusan
yang tepat.
e.
Keterampilan mengelola waktu (time management skill)
Pada
umumnya, jam kerja Anda terbatas sampai 12 jam dan sisanya digunakan untuk
kepentingan lain. Untuk mewujudkan rencana kerja yang padat, Anda harus pandai
mengelola waktu secara efektif dan efisien agar memperoleh hasil yang optimal.
f.
Keterampilan teknis (technical skill)
Setiap
jenis usaha pasti memiliki keterampilan teknisyang diperlukan sebagai
keterampilan intinya (specialist skill),
contoh:
a.
Usaha restoran perlu keterampilan
memasak.
b.
Usaha konveksi perlu keterampilan
mendesain dan menjahit.
c.
Usaha distribusi perlu keterampilan
menjual dan memasarkan.
d.
Usaha servis komputer perlu keterampilan
mengenai komputer.
D. FAKTOR
KEBERHASILAN DAN KEGAGALAN WIRAUSAHA
Sebuah inspirasi yang bermanfaat bagi Anda
tentang konsep dan strategi dalam menjalankan usaha sangat tergantung pada
bagaimana menyikapi, menarik sisi positifnya, serta mewaspadai dan melakukan
tindakan proaktif dan antisipatif atas faktor-faktor keberhasilan usaha. Simak
uraian berikut tentang faktor-faktor kegagalan dan keberhasilan usaha.
1.
Faktor
keberhasilan usaha
Faktor
keberhasilan usaha seorang wirausaha bukan hanya dilihat dari beberapa keras
Anda bekerja, tetapi seberapa cerdas Anda melakukan dan merencanakan strategi serta
mewujudkannya. Jadi, Anda harus menjadi wirausahayang cerdas (smart entrepreneur). Tetapi ada makna
tersendiri tentang smartentrepreneur
(wirausahawan yang cerdas), yaitu SMART (Strategic
thinker, Motivator, Ambitious, Riskmanager, dan Totalitas).
Simak uraian berikut.
a.
Strategic
thinker
Seorang
wirausaha merupakan strategic planner (pembuat
rencana strategis) yang handal, yang bekerja tidak hanya dengan orang otot saja
tetapi juga dengan menggunakan otak. Jadi, hindari bermodal nekat saja.
b.
Motivator
Wirausaha
merupakan Motivator bagi dirinya.
Bila mengenai kegagalan ia akan selalu bangkit dari kegagalan (pantang menyerah) serta menjadi motivator yang handal bagi tim dan
karyawannya.
c.
Ambitious
Seorang
wirausaha juga harus punya ambisi yang baik. Sedangkan ambisi yang buruk adalah
target waktu yang kurang realistisdan
ingin cepat (instan) sehingga
cenderung menghalalkan segala cara, yang perting mencapai target dan cepat
sukses. Dengan ambisi yang tepat maka Anda mempunyai semangat dan keinginan
yang kuat untuk mewujudkannya.
d.
Riskmanager
Wirausaha
bukan hanya risk taker (pengelambil
risiko) bagi dirinya dan usahanya. Manager risiko
berarti tidak boleh gegabah dan terburu-buru. Manager risiko harus cermas,
taktis, cerdas, dan jeli membaca risiko dan peluang sehingga ia akan sehingga
ia memiliki risiko yang optimal (paling menguntungkan) bagi perusahaannya.
e.
Totalitas
Seorang
wirausaha harus total dalam mengerjakan sesuatu dan total membangun usahanya
serta pantang mundur ke belakang. Bekerja secara total dengan full commitment(berkomitmen tinggi) pada
usahanya, benar-benar mencintai usahanya. Untuk itu ia berusaha agar usahanya
tidak jatuh dan gagal.
Secara
singkat telah diterangkan bahwa wirausaha yang sukses pasti cerdas (smart) . Simak uraian berikut tentang
faktor-faktor keberhasilan wirausaha.
a.
Faktor peluang
Banyak
peluang emas tetapi belum tentu tepat untuk Anda, karena peluang emas itu harus
ada keselarasan, keserasian, keharmonisan antara Anda, bisnis, pasar, kondisi,
situasi, dan perilaku pasar sehingga Anda dapat menemukan peluang emas yang
tepat untuk Anda.
b.
Faktor manusia (SDM)
Ada
lima faktor kesuksesan operasional usaha, yaitu sebagai berikut.
1)
Strategicplanner
(pembuat
rencana)
Untuk membuat rencana yang matang membutuhkan SDM
yang berkualitas. Dengan demikian pembuat rencana (strategicplanner) merupakan faktor sumber daya manusia (SDM) yang
perlu disiapkan pertama kali.
2) Great manager (manajer yang hebat)
Untuk melaksanakan pekerjaan dengan tepat dan sesuai dengan perencanaan serta kreatif dalam mengatasi masalah membutuhkan sumberdaya manusia (SDM) yang andal, yaitu manajer yang hebat
3) Controller (pengatur/pengawas)
Quality control (pengawas kualitas),financial control (pengawas keuangan) serta supervisor (pengawas) sangat diperlukan untuk mengawasi suatu pekerjaan agar sesuai dengan perencanaan Pada saat prose dan target yang telah ditetapkan
4) Marketer (pemasaran) dan seller (penjual) tetap terjaga.
Untuk mengembangkan suatu usaha dibutuhkan orang yang hebat dalam memasarkan dan menjual, yaitu marketer (pemasar) dan seller (penjual). Faktor sumber daya manusia (SDM) merupakan lokomotif sebuah usaha atau bisnis. Dengan demikian, Anda adalah faktor keberhasilan sebuah usaha.
5) Leadership (kepemimpinan)
Tidak akan ada kesuksesan bila tidak mempunyai pemimpin yang hebat. Dengan demikian, faktor utama keberhasilan usaha adalah sumber daya manusia (SDM).
c. Faktor keuangan
Hindari berpikir bahwa bisnis tanpa keuangan/arus kas (cash flow) yang lancar itu bisa berhasil. Arus kas itu bagaikan aliran darah dalam tubuh Anda. Bila arus kas tidak mengalir maka bisnis pasti akan berhenti dan mati. Jadi faktor keuangan juga sangat penting bagi kelangsungan usaha. Contohnya:
1) Pengendalian biaya dan anggaran (budget).
2) Pencairan dana modal kerja, dana investasi, dan dana lainnya.
3) Perencanaan dan penetapan harga produk, perincian biaya, dan laba rugi.
4) Perhitungan rasio keuangan sehingga risiko keuangan bisa dikendalikan dengan baik, seperti rasio kecukupan modal, rasio likuiditas, dan rasio hutang vs modal.
5) Struktur biaya seperti margin (batas) kontribusi, laba berbanding penjualan, dan biaya berbanding penjualan.
Untuk kelancaran usaha perlu dibuat dan diterapkan hal berikut ini, antara lain:
1) Semua data transaksi dicatat dalam pembukuan.
2) Pisahkan antara harta pribadi dan keuangan usaha.
3) Catat semua uang masuk dan uang keluar.
4) Periksa keabsahan semua bukti-bukti pengeluaran dan pemasukan uang.
5) Buat perincian gaji yang baik (termasuk gaji pemilik usaha)_
6) Buatlah anggaran dari semua aspek keuangan dan bandingkan dengan realisasinya, lalu lakukan analisa.
d. Faktor organisasi
Organisasi usaha sebaiknya tidak statis tetapi dinamis, kreatif, dan berwawasan ke depan. Organisasi sangat penting untuk karyawan dan Anda. Adapun hal-hal yang perlu diketahui dan dilaksanakan oleh karyawan adalah sebagai berikut.
1) Jenis pekerjaan yang harus dilakukan.
2) Batasan, uraian tugas, wewenang, hak, dan tanggung jawab.
3) Hubungan pekerjaan dengan rekan kerja.
4) Batasan yang jelas antara pekerjaan yang satu dengan pekerjaan yang lain.
5) Terjalingya hubungan yang berkesinambungan dan kedekatan antara karyawan yang satu dengan yang lain.
Organisasi akan menguntungkan dan menjadi faktor kesuksesan sebuah usaha apabila:
1) Ada jalur komunikasi yang jelas antara karyawan dan atasan.
2) Sistem pertanggungjawabannya jelas.
3) Deskripsi pekerjaannya (job description) jelas.
4) Hubungan yang tegas antarkaryawan.
5) Karyawan mengetahui tugasnya masing-masing.
6) Ada keteraturan dalam bekerja.
E. Faktor perencanaan
Bekerja tanpa rencana berani berjalan tanpa tujuan yang jelas. Jadi sudah pasti rencana adalah faktor penting dalam sebuah usaha. Contohnya:
1) Perencanaan visi, misi, strategi jangka pendek, dan strategi jangka panjang.
2) Perencanaan operasional dan program-program pemasaran.
3) Perencanaan produk.
4) Perencanaan informasi teknologi.
5) Perencanaan pendistribusian produk.
6) Perencanaan jumlah produk yang akan dijual.
F. Faktor pengelolaan usaha
Semua faktor diatas adalah soft plan successfactors (faktorfaktor keberhasilan wirausaha), tetapi Anda juga membutuhkan action your plan as well as your dream (tindak lanjut dari rencana. Anda sebaik mimpi Anda). Itulah pentingnya pengelolaan usaha, yaitu sebagai berikut.
1) Menyusun organisasi.
2) Mengelola sumber daya alam (SDM).
3) Mengelola aset.
4) Membuat jadwal usaha dan kegiatan.
5) Menetapkan jumlah tenaga kerja.
6) Mengatur distribusi barang.
7) Mengendalikan persediaan barang.
8) Mengendalikan mutu produk.
Dalam mengelola usaha, ada 3 faktor penting operasional yang dibutuhkan oleh wirausaha cerdas, yaitu sebagai berikut.
1) Quality (kualitas): mutu produk, mutu operasional, dan mutu pelayanan harus baik.
2) Time (waktu): waktu penyelesaian produk, waktu pekerjaan, waktu perbaikan juga penting dan menunjang mutu produk
3) Cost (biaya): mutu yang baik memerlukan biaya, tetapi biaya yang tinggi juga belum tentu menghasilkan mutu yang baik.
Ketiga faktor operasional tersebut, yaitu quality, cost, dan time (QCT) harus harmonis, seimbang, sesuai tujuan dan target, serta bersinergi. Tanpa itu maka tidak akan menghasilkan produk yang baik.
g. Faktor pemasaran dan penjualan
Pemasaran dan penjualan adalah lokomotif bagi divisi/bagian lainnya seperti keuangan, personalia, produksi, distribusi, logistik, dan pembelian. Faktor pemasaran dan penjualan sangat penting bagi kelancaran usaha. Banyak usaha yang gagal karena hanya mementingkan bagiannya saja dan lupa bahwa pemasarannya belum berjalan dengan baik.
h. Faktor administrasi
Tanpa pencatatan, dokumentasi, pengumpulan data dan pengelompokan data administrasi yang baik, strategi, taktik. perencanaan, pengembangan, program-program. dan arah perusahaan tidak akan berjalan dengan baik. karena akan dilakukan henlasnrkanfeding (perasaan) Anda saja. Ini akan berbahaya dan menjadi penghalang kesuksesan wirausaha. Dengan demikian. faktor administrasi penting untuk diperhatikan.
i. Faktor peraturan pemerintah, politik, ekonomi, sosial, dan hudan (poleksosbud)
Faktor peraturan pemerintah dan poleksosbud besar perkuaruhnya karena wirausaha juga berhubungan dengan hal-hal berikut ini.
1) Peraturan pemerintah dan peraturan daerah seperti pajak, retribusi, dan pendapatan daerah.
2) Legalitas dan perijinan.
3) Situasi ekonomi dan politik.
4) Perkembangan budaya lokal yang harus diikuti.
5) Lingkungan sosial yang berbeda di setiap daerah.
J. Catatan bisnis
Banyak usaha yang sulit dan tidak berkembang hanya karena Anda tidak tahu sudah sejauh mana bisnis Anda berjalan. Catatan usaha atau bisnis akan membuat Anda tahu sudah sejauh mana Anda menjalankan usaha, sampai dimana, mengapa sampai di sini, Apa yang menyebabkan Anda mengalami ini. Contoh catatan bisnis, yaitu sebagai berikut.
1) Keuangan: neraca, laporan rugi laba, dan laporan perubahan modal.
2) SDM dan personalia: jenis posisi dan bagian, jumlah karyawan, golongan profil, dan tingkat produktivitas.
3) Pemasaran: omzet, kontribusi produk, pasar, area, wilayah, konsumen, lokasi, pembelian, dan penjualan.
4) Produksi: stok, jumlah produksi, posisi produksi, dan kualitas.
2. Faktor Kegagalan Wirausaha.
Tidak ada wirausaha yang tidak pernah mengalami kegagalan dan wirausaha yang sukses selalu bangkit dari setiap kegagalan yang dialaminya. Apabila wirausaha itu berhenti mencoba lagi makil wirausaha tersebut telah gagal dalam usaha.
Faktor kegagalan wirausaha, yaitu sebagai berikut.
a. Tidak pernah/jarang membuat perencanaan usaha secara tertulis
Apapun usaha Anda, rencanakan dengan baik. Banyak usaha yang tiba-tiba tutup dikarenakan tidak mempunyai perencanaan yang jelas. Keuntungan membuat rencana usaha, antara lain:
1) Sebuah rencana usaha akan membuat energi Anda terpusat pada satu tekad untuk mewujudkannya dengan segala upaya”
2) Dapat mengukur kinerja usaha Anda.
3) Menjadi pedoman dalam langkah-langkah usaha. ”
4) Dengan rencana usaha, Anda bisa mencari rekan bisnis dan investor karena punya perencanaan ke depan.
b. Usaha yang dijalankan bertentangan dengan pendidikan, latar belakang, pengalaman, atau kesukaan wirausaha
Usaha itu seperti pasangan jiwa, sehingga bila hati dan diri Anda tidak cocok dengan jenis usahanya, sudah pasti terjadi penolakan dari dalam hati dan pikiran Anda.
Semakin cocok diri Anda dengan usaha Anda, maka rasa senang itu akan muncul dan akan melakukannya dengan senang hati. Kreativitas bisa muncul dengan sendirinya bila Anda mencintai pekerjaan Anda.
c. Lokasi yang tidak tepat untuk usaha
Usaha membutuhkan lokasi dengan tingkat lalu lintas (trafic) yang tinggi sehingga nama usaha Anda cepat dikenal, diketahui pelanggan, dan akan semakin populer.
Lokasi adalah salah satu faktor penting dalam menentukan keberhasilan usaha. Pemilihan lokasi yang baik adalah sebagai berikut.
1) Dengan tingkat lalu lintas yang tinggi. Semakin ramai lalu lintasnya, maka potensi berkembangnya semakin tinggi.
2) Di tempat kerumunan (crowded place) karena peluang tumbuh akan muncul disaat keramaian itu ada seperti mall atau pasar.
3) Memiliki lahan parkir yang luas.
4) Daerah yang terkenal.
5) Kecenderungan ramai dan bagus.
6) Mudah dilihat dan diakses orang.
d. Tidak memiliki specialist person (karyawan yang ahli)
Setiap usaha itu pasti mengandung unsur specialist person (karyawan yang memiliki keahlian tertentu) yang menjadi faktor penentu kualitas dan perkembangan perusahaan.
Contoh :
1) Restoran : Koki sebagai spesialis
2) Sekolah : Guru sebagai spesialis
3) Bimbingan belajar : Guru sebagai spesialis
4) Bengkel : Montir sebagai spesialis
5) Rumah Sakit : Dokter sebagai spesialis
e. Perencanaan
usaha tidak berorientasi ke depan
Usaha
memerlukan perencanaan usaha yang berorientasi ke depan, baik perencanaan
jangka panjang atau jangka pendek. V153 dan misi ke depan akan menentukan arah
gerak pertumbuhan perusahaan. Itulah pentingnya sebuah tujuan (goal) yang akan
membentuk seperti apa usaha Anda ke depan.
f. Tidak
melakukan riset dan analisa pasar
Setiap usaha
membutuhkan riset/penelitian dan analisa pasar. Usaha yang tidak melakukan
riset berarti usaha yang asalasalan atau cenderung nekat sehingga mudah sekali
jatuh karena tidak ada link (hubungan) dengan pasarnya, dan ini tentu sulit
berkembang.
g. Masalah
legalitas dan perijinan
Usaha juga
memerlukan ijin dan legalitas, baik itu ijin usaha, ijin domisili, SIUP (Surat
Ijin Usaha Perusahaan), atau HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual) seperti merek
dan nama perusahaan. Bila tidak ada legalitas dan perijinan, usaha Anda suatu
saat dapat disegel dan dilarang beroperasi, hal ini tentu membahayakan.
h. Tidak
kreatif dan inovatif
Innovative
or die (mencari sesuatu yang baru atau usaha Anda akan mati) pasti akan
ditawarkan oleh pasar kepada usaha Anda. Kesulitan, hambatan, cobaan, tantangan
dan kegagalan akan Anda hadapi setiap saat. Jadi, bila Anda ingin tetap
bertahan maka Anda harus kreatif dalam mengatasi masalah yang ada menjadi sebuah
manfaat dan harus inovatif agar usaha Anda memiliki ciri khas, keunikan, nilai
tambah, perbedaan (differentiation) yang jelas dari pesaing dan juga akan
membuat bisnis Anda mudah diingat oleh pelanggan. Dengan demikian, kreativitas
dan inovasi merupakan cara jitu untuk keluar dari tekanan persaingan.
i.
Cepat puas
diri
Hindari rasa cepat berpuas diri karena menurut
kata-kata bijak ”pesaing itu tidak pernah tidur”.
j. One
man show or the boss (dominan)
Banyak
wirausaha yang bermental bossy (seorang bos) yang cenderung one man show (saya
adalah segala-galanya). Dalam proses pengambilan keputusan, tidak ada yang
berani mengganggu gugat. Karyawan harus menuruti perintah, bukan diajak bekerja
sama. Tipe ini biasanya otoriter, merasa tidak pernah salah, dan bila ada
masalah biasanya seperti kebingungan atau panik sehingga dalam mengatasi
masalah tidak mencari inti permasalahannya dan mencari jalan keluarnya.
Sehingga banyak karyawan yang demotivasi, semangat kerja keras menurun, bekerja hanya jika ada atasan dan santai jika
atasan tidak ada, dan bila ada masalah tidak ada yang bersedia bertanggung
jawab. Usaha yang ditangani oleh pemimpin tipe ini akan mengalami banyak
kendala sehingga tingkat kegagalannya cenderung tinggi.
k. Anggota
keluarga ikut masuk ke dalamnya
Perusahaan
keluarga memang memiliki kelemahan terutama bila istri/suami masuk kedalam
proses operasional dan ikut dalam pengambilan keputusan. Jadi tampak tidak
jelas lagi dan kegagalan sering menghinggapi usaha yang mempunyai masalah ini.
l. Kesulitan
keuangan
Ini yang
sebagian besar menghinggapi dan menjadi faktor kegagalan wirausaha, karena
adanya masalah keuangan berarti energi sebuah bisnis juga bermasalah sehingga
berdampak pada moral karyawan. Contoh masalah keuangan:
1) Masalah piutang macet yang terlalu besar sehingga
aliran kas uang masuk mengalami masalah.
2) Masalah pendapatan (omzet) yang tidak tumbuh,
sedangkan biaya terus bertambah sehingga menyebabkan masalah pada arus kas
(cashflow) perusahaan.
3)
Masalah biaya usaha yang terlalu besar dan tidak
efisien.
4)
Pendapatan (omzet) yang menurun drastis.
5) Terlalu banyak investasi pada gedung, kendaraan,
rumah, dan lain-lain yang sulit dijual kembali bila dibutuhkan.
6) Masalah korupsi, manipulasi dan sistem pengendalian
keuangan yang tidak rapi dan sistematis.
7)
Uang pribadi yang dijadikan satu dengan uang
perusahaan.
m. Terjadi
bencana (force majure)
Kegagalan
usaha disebabkan karena bencana, baik itu bencana alam seperti gempa bumi yang
dapat merobohkan tempat usaha Anda, banjir, dan tanah longsor, ataupun bencana
yang disebabkan oleh kelalaian manusia seperti kebakaran yang menghanguskan
sebuah pabrik mebel.
Menurut
Karakaya dan Kobu (I994), identitikasi penyebab kegagalan wirausaha dibagi
menjadi tiga kelompok, yaitu sebagai berikut.
1). Berkaitan
dengan pasar
a)
Waktu peluncuran produk kurang tepat.
b)
Desain produk yang tidak disesuaikan dengan kebutuhan
pasar.
c)
Tidak mengikuti selera pasar.
d)
Strategi distribusi yang tidak tepat.
e)
Kemasan produk dan kualitasnya tidak sesuai dengan
target pasarnya.
2). Berkaitan
dengan aspek keuangan
a)
Harga terlalu mahal dan tidak terjangkau oleh pasar
b)
Aliran dana (cash flow) tidak lancar.
c)
Piutang macet terlalu besar.
d) Hutang perusahaan terlalu besar dan tidak bisa
mengembalikan kredit atau membayar beban bunga.
3). Berkaitan
dengan manajemen
a)
Manajemen kualitas yang buruk.
b)
Lemah dalam manajemen.
c)
Konsep tim tidak dibangun dengan baik.
d)
Lemah dalam proses produksi.
E. MITOS YANG
SALAH TENTANG KEWIRAUSAHAAN
Tidak ada
hambatan yang bersifat genetik (keturunan) bagi seseorang untuk menjadi
wirausaha. Mc. Clelland (1966) mengatakan bahwa sifat wirausaha bukanlah
terbentuk dari keturunan namun karena lingkungan. Mc. Clelland juga mengatakan
terdapat faktor-faktor khusus dalam pembentukan sifat seorang wirausaha. Faktor
tersebut adalah nilai-nilai yang ditanamkan oleh keluarga kepada anaknya, yaitu dorongan untuk maju dan berprestasi
tanpa ada tekanan yang dapat membentuk sifat kewirausahaannya. Hal inilah yang
menjelaskan bahwa keluarga memiliki peranan yang sangat besar bagi pembentukan
sifat kewirausahaan seseorang.
Banyak pola
pikir yang keliru dan telah tertanam puluhan tahun bahkan sudah turun-temurun
hingga menjadi sebuah mitos yang keliru. Mitos inilah yang sering ditanamkan
oleh keluarga, orang tua, dan lingkungan agar menjauhi profesi wirausaha. Mitos
yang salah tersebut itu adalah sebagai berikut.
1.
Menjadi
wirausaha yang sukses itu adalah bakat
Pendapat ini ada karena pada zaman
dahulu hanya orang yang berani dan tidak takut saja yang mau menjadi wirausaha.
Namun, pendapat tersebut keliru karena menjadi wirausaha yang sukses itu
tergantung pada kemampuan mengatasi dan mengelola risiko. Jadi tidak benar
bahwa menjadi wirausaha itu harus karena bakat. Anda juga bisa, ada dua cara
yang bisa dilakukan bila Anda tidak punya keberanian yang besar untuk memulai
menjadi wirausaha, antara lain:
a. Belajar
untuk mengurangi risiko kegagalan, melalui uji coba (trial), dan ikut orang lain yang telah sukses terlebih dahulu.
Setelah Anda berani baru memulai usaha mandiri.
b. Membentuk the
bussiness team skill (tim keterampilan usaha) agar menjadi bagian dari
bisnis yang baru dibentuk. Jadi, bagi Anda yang memiliki rasa takut, bisa
menjadi anggota tim, dan teman tim Anda yang ahli dibidangnya bisa menjadi
pimpinan dan motor penggeraknya.
2. Menjadi Wirausaha itu faktor keturunan
Belum tentu
seorang pedagang mempunyai anak yang menjadi pedagang juga, namun yang pasti orang tua pedagang tersebut
cenderung menginginkan anaknya menjadi pedagang.
3. Menjadi
wirausaha membutuhkan modal uang yang banyak
Ini
merupakan mitos yang keliru karena modal bisa diperoleh dari mana saja, salah
satunya bekerja sama dengan pemilik modal atau meminjam uang ke bank.
4. Menjadi wirausaha itu harus punya peluang emas dulu
Padahal peluang itu didapat setelah Anda meneliti,
terjun ke lapangan, dan sering mengamati pasar atau industri terlebih dahulu
baru dihubungkan dengan personality
(kepribadian) Anda. Untuk itu, putuskan mencari wirausaha lalu cari dan temukan
peluang emasnya.
5. Menjadi
wirausaha itu harus nekat
Dikarenakan
modal uang dan waktu itu terbatas, jadi kenekatan itu terkadang diperlukan,
tetapi nekat juga perlu alasan yang kuat. Selain Anda punya keberanian, Anda
juga harus membuat dahulu perencanaan, strategi, taktik, percobaan (trial), penelitian (survey), dan konsep wirausaha.
F. ALASAN
SESEORANG TIDAK BERMINAT MENJADI WIRAUSAHA
Mitos yang
keliru sering menjadi penghalang dan menghalangi seseorang untuk mengambil
keputusan menjadi wirausaha. Banyak alasan cenderung dilontarkan hanya karena
ingin menutupi rasa takutnya yang berlebihan. Alasan-alasan ini sering
dikeluarkan untuk menghibur diri agar ia dibenarkan oleh alasan tersebut.
Hampir
sebagian besar orang ingin menjadi sukses dikemudian hari. Namun, ketika
diminta memilih, sebagian besar lebih memilih untuk menjadi pekerja yang
sukses/top eksekutif (manajer atau direktur) daripada menjadi wirausaha yang
sukses. Namun, untuk menjadi menajer atau direktur juga tidak hanya berbekal
pengetahuan umum saja, tetapi juga memerlukan keterampilan yang mendukung untuk
membuat pengetahuan Anda lebih baik (soft
skill). Salah satu soft skilll
(kemampuan mengelola diri) yang dibutuhkan adalah corporate entrepreneurship (kewirausahaan perusahaan) atau intrapreneurship (kewirausahaan
organisasi).
Soft skill (kemampuan mengelola diri) merupakan
pengetahuan dan keterampilan yang bukan bersifat menggunakan otot tetapi lebih
menitikberatkan pada otak, hati, dan watak, untuk menunjang pekerjaan, sehingga
keempat aspek tersebut, yaitu otot, otak, hati, dan watak menyatu menjadi
sebuah sinergi yang utuh. Contoh Soft skill
(kemampuan mengelola dini), antara lain :
1.
Kemampuan berkomunikasi
2.
Emotional
Iatelligence (kecerdasan emosional), percaya diri, h sofi skill pengelolaan
emosi, dan bersikap positif.
3.
Kedisiplinan
4.
Keterampilan presentasi depan banyak
orang.
5. Pantang menyerah
Intrapreneurship
adalah kewirausahaan yang dibangun dalam diri karyawan suatu perusahaan untuk
menghasilkan, mengembangkan produk, melaksanakan dan menemukan strategi baru
dengan kreativitasnya yang sesuai dengan keinginan pasar sehingga akan
memberikan kontribusi bagi tim, kelompok, departemen, dan perusahaan.
Ada
beberapa alasan mengapa seseorang tidak berminat untuk berwirausaha, yaitu
sebagai berikut :
1.
Tidak
tahu bagaimana caranya
Anda
harus memelajari dahulu, bisa dari membaca buku, tahu pengetahuannya, tahu trik
dan tipsnya, tahu prosesnya, kemudian belajar strategi kewirausahaan dan
akhimya mengenal. Bisa dengan mencoba dulu, atau ikut teman. Akhirnya Anda
mengerti dan termotivasi untuk menjadi wirausaha. Lihat kembali bagaimara
proses dan tahapan untuk menjadi wirausaha yang cerdas (SMART) di materi
sebelumnya
2.
Tidak
mempunyai pengalaman
Bagaimana
Anda memiliki pengalaman kalau tidak pernah Mencoba untuk masuk dalamnya dan
mengetahui lebih luas lagi. Anda akan mengerti dan akhirmya akan jatuh cinta
pada kewirausahaan jika Anda mengenalnya dengan baik sebagai ilmu untuk mencari
nafkah. Sekarang Anda harus mempunyai ilmu itu.
3.
Tidak
punya modal (uang)
Modal
untuk menjadi wirausaha tidak hanya berupa uang, ada modal selain uang yang
bisa digunakan sebagai modal awal dalam memulai usaha. Modal tersebut antara
lain pengetahuan, keterampilan, keahlian, latar belakang pendidikan. jaringan
pertemanan, infomasi dan peluang. Alasan perlu modal uang banyak untuk menjadi
wirausaha itu tidaklah tepat, karena uang hanya sebagian kecil dari modal yang
Anda perlukan untuk menjadi wirausaha.
4.
Tidak
punya keberanian
Ada
pendapat, guru atau mentor yang paling baik adalah pengalaman Anda sendiri. Ambil
sisi positif dari setiap pengalaman atau setiap hal yang terjadi dalam hidup
Anda. Keberanian itu tidak akan pernah datang dan muncul tiba-tiba pada diri
Anda, tetapi dibentuk, diciptakan dan dimunculkan secara perlahan-lahan hingga
Anda menguasainya sehingga timbul keberanian pada diri Anda.
5.
Tidak
ada yang menuntun
Ketika Anda belajar tentu membutuhkan
penuntun (mentor) agar tidak jatuh terlalu dalam. Dituntun pun tidak selamanya.
perlu uji coba dan masa-masa belajar untuk mencoba (incubation stage). Penuntun dapat diperoleh dari berbagai sumber,
antara lain:
a. Dari mencoba dahulu (trial and error).
b. Minta bimbingan dari orang yang telah
sukses menjadi wirausaha agar bersedia memberikan ilmurya atau sebagai mentor
(pelatih).
c. Belajar dari buku, banyak buku-buku yang
ditulis oleh orang yang telah sukses menjadi wirausaha bahkan para pakar
wirausaha. Hal ini bisa menjadi sumber (media) lain selain mencari mentor.
6.
Takut
untuk keluar zona nyaman (comfort zone)
Rasa
nyaman (comfort zone) membuat Anda
terjebak dan tidak mau berubah serta tidak mau bergerak demi kemajuan diri
Anda. Zona nyaman dapat menyebabkan kemunduran dan kerugian bagi diri Anda
serta dijadikan alasan untuk tidak mau menjadi wirausaha. Sebetulnya wirausaha
adalah hal yang menantang. menarik, menggiurkan, yang dapat membuat hidup Anda
santai 24 jam karena uang yang akan bekerja untuk Anda.
Menjadi pekerja atau pun wirausaha itu
sebenarnya memiliki tujuan yang sama,
yaitu hidup sukses, kaya, dan makmur.
Perbedaannya
ada pada hasrat atas zona nyaman dan keinginan untuk sukses. Pekerja itu
santai, nyaman, dan aman pada masa awal nya saja. Bila Anda tidak ingin kerja
keras awal justru akan membuat tidak nyaman di tengah usia dan di akhir purna
bakti kerjanya, bisa saja PHK, merasa bosan kerja terus, atau warisan habis
hingga hidup dimasa tuanya menjadi tidak nyaman dan justru harus kerja keras
lagi untuk anaknya.
Sedangkan
wirausaha itu kerja keras di awal dan setelah sukses maka hidupnya akan terus
nyaman dengan terus mengelola usaha
hingga bisnis menjadi mesin uang . Bahkan ketika Anda tidur pun bisnis tetap
menghasilkan, sehingga di masa tuanya, bisnis bisa diwariskan kepada anak cucu
karena masih tetap menghasilkan.
Dari
uraian di atas,jelas sekali banyak alasan dan faktor penghalang untuk menjadi
wirausaha yang sukses. Faktor-faktor penghalang itu, antara lain:
1.
Rasa takut yang berlebihan, di mana
rasa takut Anda telah menghilangkan kemampuan Anda yang hebat.
2. Tidak
ada rasa percaya diri dan keyakinan diri bahwa kelak Anda bisa sukses
3.
Bingung
4.
Malas.
5.
Mencari-cari alasan yang tidak tepat
untuk menghindari profesi wirausaha.
6. Suka
menunggu dan menunda.
G. TINGKAT KEMAMPUAN WIRAUSAHA
Kemampuan
wirausaha dapat dibagi berdasarkan tingkatan dalam seberapa besar ia mampu mengatasi
rasa takut akan kegagalan atau kesulitan yang dihadapi. Tingkatan kemampuan
wirausaha dibagi menjadi lima tingkat, yaitu sebagai berikut.
1.
Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut: kecil sekali
Pada tingkat ini seseorang cenderung
menghindari risiko ( avoid a risk
) , sering disebut risk avoider or averter (penghindar risiko).
Ciri-ciri
risk avoider or averter (penghindar
risiko):
a.
Senang mempertahankan rasa nyamannya (comfort zone)
Selalu ingin menikmati keadaan saat ini
yang menghanyutkan diri. Biasanya orang seperti ini senang dengan kedamaian dan
kenyaman sesaat, menghibur diri sendiri dan senang mencari alasan apapun untuk
di lontarkan agar bisa terhndar dari kerja keras.
b.
Selalu melihat kesulitan di depan mata
bukan kemampuannya.
c.
Merupakan orang yang pesimis, bukan
optimis
d.
Melihat dengan rasa takut akan resiko ( risk phobia).
e.
Pemalas dan enggan bekerja keras.
f.
Banyak alasan untuk menghindari kerja keras.
g.
Berusaha menutupi rasa takutnya.
h.
Senang menganggur, tidak ada kerjaan yang berat.
i.
Senang bekerja dengan hasil yang instan.
j. Tidak mau menggunakan pengetahuan dan keterampilannya
untuk meraih hasil yang lebih baik.
Semua hal di
atas disebut mental block bagi
kesuksesan Anda. Pada tingkat ini tidak ada jiwa kewirausahaan (zero entrepreneurial skill) sehingga
tidak pernah sukses. Kondisi yang sering terjadi adalah tidak mempunyai
pekerjaan tetap (unemployement atau job
less ). Hindari berada pada level ini, karena sudah pasti Anda tidak akan
sukses.
2.
Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut: sedang
Pada tingkat ini seseorang selalu
menggunakan pengetahuannya untuk bekerja lebih baik lagi. Tingkat ini disebut comfort risk calculation taker (orang
yang selalu menghitung risiko yang ditanggung harus lebih kecil dari keuntungan
yang diperoleh), sehingga orang yang berada pada tingkatan ini berorientasi
hanya mencari pekerjaan yang nyaman, aman dari PHK (Pemutusan Hubungan Kerja)
atau yang biasa-biasa saja.
Ciri-cirinya comfort risk calculation taker (orang yang selalu menghitung risiko
yang ditanggung harus lebih kecil dari keuntungan yang ia peroleh), antara
lain:
a.
Senang bekerja tetapi yang nyaman dan aman.
b.
Mengedepankan keuntungan daripada kerugian.
c. Tidak berpandangan jauh dan melihat masa lalu (past oriented) sebagai acuan untuk
berpikir saat ini.
d.
Berpikir selalu realistis (kenyataan).
e.
Berpikir lebih aman bekerja daripada berwirausaha.
f. Mencari kerja sebagai pegawai yang ada tunjangan
pensiunnya, walaupun di masa mendatang nilainya sudah tidak berarti lagi untuk
kehidupannya.
g. Berpikir cukup (menerima apa adanya) tetapi tidak ada
kemampuan berpikir untuk mencari sesuatu yang lebih baik.
Untuk level kewirausahaan ini
disebut level intrapreneurship atau employee entrepreneurial skill.
Tingkatan ini bisa sukses menjadi top eksekutif apabila menghilangkan
hambatan-hambatan pikiran dan mental (mental
block) yang ingin santai, nyaman, tidak ada semangat, dan pikiran negatif
lainnya. Dapat sukses bila lebih giat dari meningkatkan kemampuan
kewirausahaannya dengan cara belajar untuk meningkatkan kemampuannya.
3.
Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut: tinggi
Pada tingkat ini seseorang berani
menanggung atau mengatasi risiko kegagalan dan berani menghadapi rasa takutnya
karena ia merasa mampu, mempunyai pengetahuan, dan pengalaman kerjanya sesuai
dengan apa yang ia kerjakan dalam bisnisnya. Tingkatan ini disebut risk calculation taker atau berani
mengambil risiko usaha dengan perhitungan risiko yang paling optimal.
Ciri-ciri risk calculation taker (berani mengambil risiko usaha), antara
lain:
a. Berani mengambil keputusan untuk berwirausaha bila ia
mampu melakukannya karena berdasarkan keahlian, pengalaman, dan pengetahuan
(latar belakang pendidikan).
b.
Selalu bekerja secara individu dalam mengelola
usahanya dan mengambil keputusan.
c.
Bisnis dan usahanya tidak atau belum dikelola dalam
organisasi yang baik.
d.
Usahanya sangat dipengaruhi oleh waktunya sendiri.
e.
Punya pandangan jauh ke depan
f.
Bosan bekerja terus-menerus.
g.
Ingin menjadi bos bagi dirinya sendiri.
h.
Berpikir realistis.
Untuk itu, tingkatan kewirausahaan
ini sering disebut wirausaha mandiri (individual
entrepreneur) atau sering disebut sebagai self bussinessman. Tingkatan ini bisa sukses secara mandiri tetapi
ada kelemahannya, yaitu sebagai berikut.
a. Bisnis atau usahanya sangat tergantung pada
popularitas dirinya atau image
dirinya sendiri.
b.
Usia usahanya biasanya tergantung usia pemiliknya,
yaitu sang wirausaha itu sendiri.
c. Membutuhkan bussiness
team skill (tim keterampilan usaha) untuk lebih sukses dan besar. Misalnya:
leader (pemimpin bisnis), financial and quality control ( pengawas
keuangan dan kualitas ), marketer (pemasar atau penjual), dan organisator
(manajer).
d. Biasanya menjadi spesialis dalam bisnis tersebut.
Contoh: dokter yang membuka praktek, lulusan tata boga membuka restoran, dan
lulusan STM mesin membuka bengkel.
Hampir sebagian besar orang yang
sukses menjadi pengusaha besar berawal dari tingkatan ini. Para lulusan SMA/SMK
lebih memiliki peluang untuk memulai dari tingkatan ini dan ternyata bisa lebih
cepat sukses. Contoh: pendiri Microsoft,
yaitu Bill Gates memulai dari keahlian dari membuat perangkat lunak/software;
pendiri DELL Computer, yaitu Michael
Dell yang mengawali sebagai tenaga penjual computer;
dan pendiri google. yaitu Sergey Brin dan Larry Page yang diawali dari
penelitian dan riset.
4.
Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut: kompleks
Pada tingkat ini kemampuan
memperhitungkan. mengendalikan, mengatasi. dan menanggung risiko kegagalan
usahanya lebih besar dibanding dengan ketiga tingkatan di atas. ia berani
mengalahkan dan mengatasi rasa takutnya bukan hanya karena pengetahuan,
keterampilan. dan pengalamannya saja, tetapi lebih kompleks dari itu. Biasanya
jenis usaha yang diambil dan dimulainya lebih berskala industri atau tidak
mengarah ke individual entrepreneur
(bisnis yang dikelola secara individu). Tingkatan ini disebut manajer risiko
bagi dirinya (risk manager).
Ciri-ciri risk manager (manajer
risiko), yaitu sebagai berikut.
a. Mengambil keputusan dari berbagai sisi, risiko.
informasi, dan kondisi untuk suatu nilai (value)
yang lebih optimal dan tepat.
b. Ada unsur visioner (wawasan ke depan), yang sering
terlihat dari keputusan yang ia ambil, sehingga cenderung berkesan itu
keputusan nekat (sebenarnya tidak).
c.
Punya mimpi dan orientasi bisnis berskala besar atau
skala industri (well organized).
d. Naluri (Instinct)
bisnisnya kuat dan didukung oleh kekuatan intuisi yang diambil berdasarkan
pengalaman yang ia miliki, informasi, kejadian sebelumnya, pengetahuan yang ia
punyai, visualisasi dan imajinasinya yang begitu kuat.
e.
Kesempurnaan adalah target utamanya.
f.
Tidak suka menyerah dan cepat berpuas diri.
g.
Punya keyakinan kuat terhadap apa yang ia pikirkan.
h. Seorang pemimpin (leader)
yang kuat dan merupakan (pimpinan yang cenderung menggunakan perencanaan yang
kuat atau well plan.
i.
Kreativitas dan inovasi tinggi.
j.
Keteguhan hati yang kuat.
k.
Seorang pimpinan yang disegani.
l.
Seorang analisator (kuat dalam analisa dan strategi)
yang baik.
5.
Tingkat
kemampuan dalam menghadapi rasa takut: sangat tinggi
Pada tingkat ini kemampuan seseorang
dalam hal mengatasi rasa takut akan kegagalan cukup besar sehingga cenderung
mengambil keputusan menggunakan intuisinya yang kuat sekali, bahkan bisa
cenderung sedikit mengadu keberuntungan. Tingkatan ini di sebut risk taker atau pengambil risiko.
Tingkatan ini bisa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut.
a.
Tingkat risk
taker (pengambil risiko) yang lebih realistis dan analitis.
Tingkat
ini sering disebut juga “ investor “
atau penanam modal yang memang menjadi wirausaha dengan tujuan untuk memiliki
saham ( kepemilikan perusahaan) atau sebuah perusahaan dalam jumlah tertentu
untuk mendapatkan keuntungan baik berupa dividen ( pembagian laba kepada
pemegang saham sesuai proporsinya ) atau kenaikan nilai saham apabila saham
tersebut dijual kembali pada orang lain.
b.
Tingkat risk taker ( pengambilan risiko)
yang bersifat intuisi dan menggunakan perasaannya ( feeling ) semata.
Tingkat ini tidak bersifat bisnis,
tetapi lebih mengarah pada hobi saja.
Subscribe to:
Posts (Atom)